Selasa, 22 Desember 2020.
Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab UIN Raden Intan Lampung melakukan kunjungan kesitus Batu Bedil. kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Sejarah Indonesia Pra Islam yang diampu oleh pak Agus Mahfudin S, M.Hum. Kunjungan ini dimulai dengan sambutan hangat dari pengurus dan coordinator Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten yaitu pak Haroni, S.Pd beserta Staf-Stafnya. Pada sesi selanjutnya kami para mahasiswa diarahkan untuk masuk ke saung yang kemudian menjadi tempat beliau pak Haroni dan kawan-kawan menjelaskan segala hal yang berkenaan tentang Situs Megalitik Batu Bedil ini.
Situs Batu Bedil, Tanggamus. Adalah salah satu situs peninggalan masa Pra Sejarah di Lampung. Situs yang secara administratif berada di Desa Batu Bedil Hilir, kecamatan pulau panggung Kabupaten Tanggamus. Sedang letak Geografis situs yang diperkirakan oleh para arkeolog merupakan peninggalan era Megalitikum ini terletak pada koordinat 05o 18’ 07,4” LS dan 104o 40’ 59,0” BT. Situs ini berada di tepi jalan utama yang menghubungkan empat desa yaitu Desa Batu bedil, Desa Sumbermulya, desa srimanganten dan Desa Air Bakoman, selain itu berada dipemukiman penduduk yang padat.
Penjelasan dimulai dari bagaimana asal muasal dari nama Batu Bedil itu sendiri, yang konon adalah berasal dari berbagai fenomena aneh yang dirasakan oleh warga setempat berkenaan tentang tempat yang dahulu masih berupa hutan ini. Masyarakat sering kali melihat adanya sinar yang terang dimalam hari dan juga suara ledakan atau tembakan dari area sekitar lokasi Situs ini. Selanjutnya warga setempat mulai membuka area ini dan ditemukan sebuah batu-batuan yang kemudian dinamakan dengan batu bedil (yang dalam artian beberapa bahasa adalah senapan atau tembak). Menurut keterangan dari bapak haroni Proses perehabilitasian situs ini pada mulanya dimulai pada pertengahan abad ke-19. Dan mulai secara serius diperhatikan sebagai salah satu bagian dari peninggalan peradaban pra sejarah pada masa orde baru, tepatnya pada tahun 1991 yang lalu. Di dalam komplek Situs Batu Bedil ini setidaknya ada empat buah batu peninggalan masa lampau yang menjadi daya tarik utama dari situs ini. Yaitu pertama adalah Prasasti Batu Bedil yang didalamnya terdapat tulisan mantera-mantera dalam ajaran agama budha. Kedua dan ketiga adalah Batu Gajah dan Batu Kerbau yang sesuai namanya mirip seperti kerbau, batu ini diperkirakan adalah peninggalan dari masa Hindu karena bentuknya yang merupakan hewan-hewan yang disucikan dalam agama Hindu. Ketiga yaitu Menhir Batu Bedil itu sendiri yang menjadi asal muasal nama dari situs ini yang diperkirakan merupakan peninggalan masa Pra Sejarah, demikianlah keterangan dari coordinator pengurus situs batu bedil ini.
Sesi diskusi juga memuat sesi pertanyaan dimana para mahasiswa yang merupakan calon-calon peneliti dan sejarawan masa depan ini sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan. Sambil berjalan mengamati satu persatu batu bersejarah ini pertanyaan semisal perenovasian situs, penelitian hingga bagaimana reaksi dari warga sekitar dalam menghargai situs ini dengan sangat baik dan lugas disampaikan, yang tentu dijawab dengan jawaban yang sangat memuaskan dari Bapak Haroni. Kunjungan ditutup dengan sesi dokumentasi dan juga do’a harap bahwa kelak pengahrgaan terhadap situs semacam ini dapat terus ditingkatkan. Karena bagaimanapun situs-situs bersejarah yang berasal dari masa lalu nusantara adalah bagian dari identitas bangsa yang perlu kita gali, pertahankan dan juga kembangkan. Demi kemajuan negeri kita tercinta ini.